Keakuratan Kode Tindakan Pada Dokumen Rekam Medis Menggunakan ICD-9 CM Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pelatihan Pengkodean di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau

Wen Via Trisna

Abstract


Abstract

Medical record was necessary for keeping and raising the quality of service at the hospital. The important things that must be considered by the energy of the recorder is the accuracy of medical in the provision of the diagnosis code. Number of Coders at RSUD Petala Bumi of workers is only one person who has a background as a Diploma III medical record, but in coding still not right. The purpose of research was to know accuracy code the act of on a document record medical use ICD- 9 CM before and after done training encoding. The kind of research uses the quantitative analytic with pre post test and control, and was conducted the intervention of each variable with conduct training encoding. Data analysis was done in univariat and bivariat by test marginal homogeneity. The results of the study there is an increase of the ability before with after the training with p value 0,034. There is a difference in the measurement result between variables code in accordance before with after training with p value 0.014 , and there is a difference in the measurement result between variables accurate , complete, consistent before with after training with p value 0,046. Conclusions this research is significant differences on increased capacity, code appropriate, accurate, complete, consistent, and accuracy officers before and after the training at RSUD Petala Bumi.

Keyword : accuracy, training, ICD 9 CM

 

 

Abstrak

Rekam medis diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.Hal penting yang harus diperhatikan oleh tenaga perekam medis adalah keakuratan dalam pemberian kode diagnosis.Jumlah tenaga koder di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau hanya berjumlah satu orang yang berlatar belakang Diploma III Rekam Medis, namun dalam pengkodean masih belum tepat.Tujuan penelitian untuk mengetahui keakuratan kode tindakan pada dokumen rekam medis menggunakan ICD-9 CM sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan pengkodean. Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif analitik dengan pre post testdengan kontrol, dan dilakukan intervensi dari setiap variabel dengan melakukan pelatihan pengkodean. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji marginal homogeneity. Hasil penelitian ada peningkatan kemampuan sebelum dengan sesudah diberikan pelatihan dengan P value 0,034, ada perbedaan hasil pengukuran antara variabel Kode sesuai sebelum dengan sesudah pelatihan dengan P value 0,014, dan ada perbedaan hasil pengukuran antara variabel akurat,komplet, konsisten sebelum dengan sesudah pelatihan dengan P value 0,046. Kesimpulan penelitian ini ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan, kode sesuai, akurat, komplet, konsisten, serta keakuratan petugas sebelum dan sesudah diberikan pelatihan di RSUD Petala Bumi Provinsi.

Kata Kunci : keakuratan, pelatihan, ICD 9 CM


Full Text:

PDF

References


Abdelhak M., Grostick S., Hanken M. A., and Jacobs E. B. 2001. Health Information of A Strategic Resource 2nd Edition. Philadelphia: Sunders Company.

Azwar, A. (2011). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Dahlan, S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta :Salemba Medika.

Murtisari, A.,Sugiarsi. 2011. “Analisis Akurasi Kode Diagnosis UtamaBerdasarkan ICD-10 pada Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat InapTriwulan I di Rumah Sakit Umum Jati Husada Karanganyar Tahun 2011”[Internet]. Jurnal Kesehatan Vol. V, No. 1, Hal 30-36, Maret 2011. Diaksesdari www.scholar.google.com pada tanggal 14 April 2017

Erkadius. 2003. Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (International Classification of Diseases and Related Health Problems). ICD-10 Cara Penggunaan. Padang: Yayasan IRIS.

Faciszewski, (2003). Procedural coding of spinal surgeries (CPT-4 versus ICD-9-CM) and decisions regarding standards: a multicenter study.

Farzandipour, M, Sheikhtaheri, A, & Sadoughi, F. (2010). International Journal of Information Management Effective factors on accuracy of principal diagnosis coding based on International Classification of Diseases, the 10th revision (ICD-10), 30, 78–84.https:/doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2009.07.002

Hatta, G. (2016). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press.

Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor: 1161/Menkes/SK/X/2007 tentang Penetapan Tarif Rumah Sakit Berdasarkan Indonesia Diagnostic Related Group (INA DRG).

Kimberly J. O., Karon F. C., Matt D. P., Kimberly R. W., John F. H., and CarolM. A. 2005. Health Research and Education Trust V40 (5 Pt 2), 1620-1639: Measuring Diagnoses; ICD Code Accuracy. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/ articles/ PMC1361216/ pada tanggal 27 Februari 2016.

Konsil Kedokteran Indonesia. (2006). Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Lapau,B. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Lemeshow, S., Hosmer Jr, D.W., Klar,J., Wanga, S.K.L. (1990) Adequacy of sample size in health studies, Pramono, D. (1997) (alih bahasa) Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1997.

Notoatmodjo, S. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nuryati (2014), “Evaluasi Ketepatan Diagnosis dan Tindakan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Pada Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, UGM.

Octaria, Haryani (2015), Peningkatkan Kualitas Pengkodean Pada Ketepatan Dan Kecepatan Pengkodean Penyakit Untuk Penagihan Klaim BPJS Di RSUD Petala Bumi Pekanbaru Tahun 2015, Tesis, STIKes Hang Tuah Pekanbaru.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 27 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis.

PORMIKI. (2003). Kumpulan Makalah Seminar Nasional dalam Kongres & Rakernas I-III PORMIKI. Yogyakarta: PORMIKI.

Pramono, A E. 2012. Pengaruh Jenis Coder (Dokter Dan Perawat) Terhadap Keakuratan Kode Diagnosis Berdasarkan Icd-10 Di Puskesmas Gondokusuman Ii Kota Yogyakarta Tahun 2012.Surakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiah.

Purwanto.(2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rustiyanto, E. (2010). Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rustiyanto. (2009). Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta.

Sabarguna, B, Resna.R (2011). Biostatistik, Jakarta : Universitas Indonesia.

Sabarguna, B. (2012). Penyusunan Tesis Bidang Manajemen Rumah Sakit, Jakarta, Nulisbuku.com.

Savitri, Citra budi (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Suyitno. (2007). Membangun Sistem Casemix Tingkat Rumah Sakit (Experience Sharing). Kumpulan Makalah Seminar dan Pelatihan Sistem Casemix INA-DRG’s Yogyakarta.

Undang-undang N0. 44 Tahun (2009) Tentang Rumah Sakit. Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia.

Utami, Tri. 2015. Hubungan pengetahuan koder dengan keakuratan kode diagnosis pasien rawat inap jaminan kesehatan masyarakat berdasarkan ICD 10 di RSUD Simo, Boyolali.




DOI: https://doi.org/10.47007/inohim.v6i1.143

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Jl Arjuna Utara No 9. Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta. 11510

Email : inohim.ueu@esaunggul.ac.id

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View My Stats