Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Penjaga Pintu Tol Tangerang Karawaci

Nayla Kamilia Fithri

Abstract


Abstract

The toll gate keepers have a risk factor for lung function disorder due to the high exposure of vehicle fumes. Activities of vehicles traveling to toll roads and passing through toll booths with a lively intensity can exacerbate the air condition outside or inside the toll booth's workspace, not to mention if the worker smokes in the room. This is the main factor of chronic obstructive disease. COPD is considered to slow the normal growth of the lungs. This study is to find out the most influencing factor of pulmonary function disorder experienced by Tangerang-Karawaci toll gate workers. The type of research is descriptive analytic survey with cross-sectional / cross-sectional approach to find out factors related to pulmonary function disorder and the most dominant factor to lung function disorder experienced by Tangerang-Karawaci toll gate workers. The subjects of the research are Tangerang Karawaci toll gang worker which amounted to 55 respondents, using purposive sampling. The result of bivariate analysis showed that there was a significant correlation between work period (p-value = 0,046 <0,005; OR = 3,8), smoking habit (p-value = 0,009 <0,005; OR = 3,83), and exercise habit (p-value = 0,030 <0,005; OR = 4,4) with pulmonary function disruption at Tangerang Karawaci toll worker, there is no significant correlation between age (p-value = 0,103 ≥ 0,005) with lung function disorder at Tangerang toll gate worker -Karawaci. The result of multivariate analysis with logistic regression test showed that the most influential variable to the lung function disorder in Tangerang-Karawaci toll gate workers was smoking habit. The conclusion is there is a relationship between smoking habits, length of work and exercise habits with lung function disorder at the toll gate workers tangerang karawaci. It is expected that companies can make a rule that smoking is prohibited in the workplace so that smokers can reduce their smoking activities and the passive smokers in the workplace avoid smoke than it is expected that workers use masks to avoid various pollutants.

Keywords: Toll Gate keeper, lung function disorder

Abstrak

Penjaga pintu tol memiliki faktor resiko untuk terkena gangguan fungsi paru akibat dari  pajanan berupa asap kendaraan yang cukup tinggi. Aktifitas kendaraan yang melaju ke ruas jalan tol dan melewati pintu tol dengan intensitas yang ramai dapat memperparah kondisi udara di luar atau di dalam ruangan kerja si penjaga pintu tol, belum lagi jika si pekerja merokok di ruangan tersebut. Hal ini yang mejadi faktor utama timbulnya penyakit obstrukti kronik. PPOK dianggap memperlambat  pertumbuhan normal paru-paru.Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap gangguan fungsi paru yang dialami oleh pekerja penjaga pintu tol Tangerang-Karawaci. Jenis penelitian adalah penelitian survai bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional/ potong lintang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru dan faktor yang paling dominan terhadap gangguan fungsi paru yang dialami oleh pekerja penjaga pintu tol Tangerang-Karawaci. Subjek penelitian adalah pekerja penjaga pintu tol Tangerang Karawaci yang berjumlah 55 responden, dengan menggunakan purposive sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja (p-value = 0,046 < 0,005; OR = 3,8) , kebiasaan merokok (p-value = 0,009 < 0,005; OR = 3,83), dan kebiasaan berolahraga (p-value = 0,030 < 0,005; OR = 4,4) dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pintu Tol Tangerang Karawaci , tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur (p-value = 0,103 ≥ 0,005) dengan gangguan fungsi paru pada pekerja penjaga pintu tol Tangerang-Karawaci. Hasil analisis multivariate dengan uji regresi logistic didapatkan hasil bahwa variable yang paling berpengaruh terhadap kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja pintu tol Tangerang-Karawaci adalah kebiasaan merokok. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara kebiasaan merokok, masa kerja dan kebiasaan olahraga dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pintu tol tangerang karawaci.  Diharapkan perusahaan dapat membuat aturan bahwa dilarang merokok ditempat kerja sehingga para perokok dapat mengurangi kegiatan merokoknya dan para perokok pasif yang ada ditempatkerja terhindar dari asap rokok selain itu diharapkan para pekerja menggunakan masker agar terhindar dari berbagai polutan.

Kata kunci: penjaga tol, gangguan fungsi paru


Full Text:

PDF

References


Abdulrahman WF. (2002). Efect of Smoking on Peak Expiratory Flow Rate in Tikrit University. Tikrit Medical Journal 2011; 17(1):11-18.

Abner, P.B., Nusdwinuringtyas, N., Ratnawati, A., Widyahening, I.S., (2010) Pengaruh Electrical Stimulation terhadap Kekuatan Quadriceps Femoris Penderita PPOK Eksaserbasi dan Pasca Eksaserbasi Akut, Maj Kedokt Indon. Volume : 60, Nomor: 6, Juni 2010.

Depkes RI. (2000). Survei Kesehatan Nasional Departemen Kesehatan RI Tahun 2000. Jakarta.

Depkes. RI. (2008). Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Nomor : 1022/Menkes/SK/XI/2008, Tanggal : 3 Nopember 2008.

Faidawati, Ria. (2003). Penyakit Paru Obstruktif Kronik dan Asma Akibat Kerja. Jakarta: Journal of The Indonesia Association of Pulmonologist

Faisal Yunus. (1997), Dampak Debu Industri pada Paru Pekerja dan Penanggulangannya, Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran.

Ganong, William F. (2002). Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology), Terjemahaan dr M Djauhari Widjajakusumah, Edisi 17, Jakarta: EGC

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Hastono, Susanto, Luknis, Sabri. (2010). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kemenkes. RI. (2011). Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruksi Kronik. Jakarta.

Kurnia Iin, Sugiyana, Pudjadi, dan Syahman Thalib (1996). Survey Kapasitas Paru-paru pada Manusia Acuan Indonesia pada Suku Jawa, Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, PSPKPR: Batan.

Mukhtar Ikhsan. (2002). Penatalaksanaan Penyakit Paru Akibat Kerja, Jakarta: UI Press.

Raj JB. (2013). Effect of Cigarette Smoking on Forced Expiratory Lung Volumes in Asymptomatic Smokers. IJCRR. Vol 05 No: 10 Mei 2013. 38.

Sherwood, Lauralee. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta. EGC

Stull, Alan. 1980. Encyclopedia of Physical Education, Fitness, and Sport. Utah: Brighton Publishing Company.

Suma‟mur, P.K, (1996). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Syaifudin. (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Tulu, Randi. Paul A.T. Ticoalu. (2013). Jurnal: Hubungan antara Lama bekerja, Penggunaan APD dan Kebiasaan Merokok dengan Gangguan fungsi paru(KVP) pada Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resort Kota Manado. Manado.

Mila, Siti Muslikatul. (2006). Hubungan Antara Masa Kerja, Pemakaian APD Pernafasan (Masker) Pada Tenaga Kerja Pengamplasan Dengan Gangguan fungsi paruPT Ascent House Pecangaan Jepara, Skripsi: UNNES.




DOI: https://doi.org/10.47007/inohim.v5i2.129

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Jl Arjuna Utara No 9. Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta. 11510

Email : inohim.ueu@esaunggul.ac.id

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View My Stats